Archive for Januari 2015

Hati-hati Memberi Nasihat

Sahabat.....
Siapa sih yang tidak menjumpai masalah dalam hidupnya?
Pasti semua pernah menjumpai masalah yang ada dalam hidupnya....
Lalu apa yang kalian lakukan jika menemui masalah?
Ya, tak jarang kita curhat dan meminta nasihat kepada orang lain.
Bahkan kita pun sering dijadikan tempat curhat dari masalah mereka.
Lalu apa yang akan kalian lakukan?
Kalian pasti akan menberikan nasihat yang terbaik buat masalah mereka.
Namun hati-hati jika kalian akan memberikan nasihat kepada orang lain.
Seperti apanya, lagsung kita simak ulasan berikut ini.

Sobat, berhati-hatilah kalian jika kalian hendak memberi nasihat kepada orang lain. Karena sebelum kalian memberi nasihat kepada orang lain, kalian harus melakukan hal yang kalian nasihatkan terlebih dahulu.
Bahkan Imam Al Ghazali memberi nasihat kepada muridnya :
"Hendaklah engkau merasa takut bila menjadi seseorang yang suka memberi nasihat atau peringatan kepada orang lain. Karena pekerjaan ini banyak mengandung penyakit kecuali engkau sudah mengamalkan dengan apa yang engkau katakan, maka tidak mengapa engkau menasihati orang lain. Hendaklah engkau fikirkan pada apa yang pernah dikatakan kepada Nabi Isa AS, artinya "Wahai anak Maryam, nasihatilah dirimu dan pabila engkau telah mengamalkan dengan isi nasihatmu, barulah engkau layak memberi nasihat kepada orang lain. Jikalau tidak, hendaklah engkau malu terhadap Tuhanmu"
-nasihat Imam Al Ghazali kepada muridnya-

Na'udzubillah..
Apakah kita tidak malu sobat?
Semoga kita bisa memberi nasihat setelah kita berhasil mengamalkannya dahulu..

Salam Ukhuwah

Selasa, 27 Januari 2015
Posted by Unknown

Arti Cinta, Rindu dan Cemburu dalam Islam

Kawan, apa yang kalian pikirkan jika kita berbicara soal cinta, rindu, dan cemburu?
Pasti kalian merasa bersemangat membicarakannya...
Atau mungkin ada yang langsung galau??

Ya, pada bahasan kali ini saya akan mencoba mengulas tentang apa itu cinta, rindu dan cemburu. Bedanya, kita akan membahas ketiga hal itu menurut pandangan islam.
Saya tertarik ketika membaca artikel yang membahas tentang ketiga hal ini..
Disini saya akan mencoba membaginya...

Banyak orang berbicara tentang masalah ini tapi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Atau tidak menjelaskan batasan-batasan dan maknanya secara syar’i. Dan kapan seseorang itu keluar dari batasan-batasan tadi. Dan seakan-akan yang menghalangi untuk membahas masalah ini adalah salahnya pemahaman bahwa pembahasan masalah ini berkaitan dengan akhlaq yang rendah dan berkaitan dengan perzinahan, perkataan yang keji. Dan hal ini adalah salah. Tiga perkara ini adalah sesuatu yang berkaitan dengan manusia yang memotivasi untuk menjaga dan mendorong kehormatan dan kemuliaannya. Aku memandang pembicaraan ini yang terpenting adalah batasannya, penyimpangannya, kebaikannya, dan kejelekannya. Tiga kalimat ini ada dalam setiap hati manusia, dan mereka memberi makna dari tiga hal ini sesuai dengan apa yang mereka maknai.

Cinta (Al-Hubb)
Cinta yaitu Al-Widaad yakni kecenderungan hati pada yang dicintai, dan itu termasuk amalan hati, bukan amalan anggota badan/dhahir. Pernikahan itu tidak akan bahagia dan berfaedah kecuali jika ada cinta dan kasih sayang diantara suami-isteri. Dan kuncinya kecintaan adalah pandangan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan pada orang yang meminang untuk melihat pada yang dipinang agar sampai pada kata sepakat dan cinta.

Sungguh telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasa’i dari Mughirah bin Su’bah r.a berkata : “Aku telah meminang seorang wanita”, lalu Rasulullah Sawbertanya kepadaku : “Apakah kamu telah melihatnya ?” Aku berkata : “Belum”, maka beliau bersabda : “Maka lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu pada akhirnya akan lebih menambah kecocokan dan kasih sayang antara kalian berdua”

Sesungguhnya kami tahu bahwa kebanyakan dari orang-orang, lebih-lebih pemuda dan pemudi, mereka takut membicarakan masalah “cinta”, bahkan umumnya mereka mengira pembahasan cinta adalah perkara-perkara yang haram, karena itu mereka merasa menghadapi cinta itu dengan keyakinan dosa dan mereka mengira diri mereka bermaksiat, bahkan salah seorang diantara mereka memandang, bila hatinya condong pada seseorang berarti dia telah berbuat dosa.

Kenyataannya, bahwa di sini banyak sekali kerancuan-kerancuan dalam pemahaman mereka tentang “cinta” dan apa-apa yang tumbuh dari cinta itu, dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dimana mereka beranggapan bahwa cinta itu suatu maksiat, karena sesungguhnya dia memahami cinta itu dari apa-apa yang dia lihat dari lelaki-lelaki rusak dan perempuan-perempuan rusak yang diantara mereka menegakkan hubungan yang tidak disyariatkan. Mereka saling duduk, bermalam, saling bercanda, saling menari, dan minum-minum, bahkan sampai mereka berzina di bawah semboyan cinta. Mereka mengira bahwa ‘cinta’ tidak ada lain kecuali yang demikian itu. Padahal sebenarnya tidak begitu, tetapi justru sebaliknya.

Sesungguhnya kecenderungan seorang lelaki pada wanita dan kecenderungan wanita pada lelaki itu merupakan syahwat dari syahwat-syahwat yang telah Allah hiaskan pada manusia dalam masalah cinta. Artinya Allah menjadikan di dalam syahwat apa-apa yang menyebabkan hati laki-laki itu cenderung pada wanita, sebagaimana firman Allah Swt : ["Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak,..."] Ali-’Imran : 14

Allah lah yang menghiasi bagi manusia untuk cinta pada syahwat ini, maka manusia mencintainya dengan cinta yang besar, dan sungguh telah tersebut dalam hadits bahwa Nabi Saw bersabda :
["Diberi rasa cinta padaku dari dunia kalian : wanita dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat"] HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi.

Andaikan tidak ada rasa cinta lelaki pada wanita atau sebaliknya, maka tidak ada pernikahan, tidak ada keturunan dan tidak ada keluarga. Namun, Allah Swt tidaklah menjadikan lelaki cinta pada wanita atau sebaliknya supaya menumbuhkan diantara keduanya hubungan yang diharamkan, tetapi untuk menegakkan hukum-hukum yang disyari’atkan dalam bersuami isteri, sebagaimana tercantum dalam hadits Ibnu Majah, dari Abdullah bin Abbas r.a berkata : telah bersabda Rasulullah Saw:
["Tidak terlihat dua orang yang saling mencintai, seperti pernikahan"]

Dan agar orang-orang Islam menjauhi jalan-jalan yang rusak atau keji, maka Allah telah menyuruh yang pertama kali agar menundukan pandangan, karena ‘pandangan’ itu kuncinya hati, dan Allah telah haramkan semua sebab-sebab yang mengantarkan pada fitnah, dan kekejian, seperti berduaan dengan orang yang bukan mahramnya, bersenggolan, bersalaman, berciuman antara lelaki dan wanita, karena perkara ini dapat menyebabkan condongnya hati. Maka bila hati telah condong, dia akan sulit sekali menahan jiwa setelah itu, kecuali yang dirahmati Allah Swt.

Bahwa Allah tidak akan menyiksa manusia dalam kecenderungan hatinya. Akan tetapi manusia akan disiksa dengan sebab jika kecenderungan itu diikuti dengan amalan-amalan yang diharamkan. Contohnya : apabila lelaki dan wanita saling pandang memandang atau berduaan atau duduk cerita panjang lebar, lalu cenderunglah hati keduanya dan satu sama lainnya saling mencinta, maka kecondongan ini tidak akan menyebabkan keduanya disiksanya, karena hal itu berkaitan dengan hati, sedang manusia tidak bisa untuk menguasai hatinya. Akan tetapi, keduanya diazab karena apa yang dia lakukan. Dan karena keduanya melakukan sebab-sebab yang menyampaikan pada ‘cinta’, seperti perkara yang telah kami sebutkan. Dan keduanya akan dimintai tajawab, dan akan disiksa juga dari setiap keharaman yang dia perbuat setelah itu.

Adapun cinta yang murni yang dijaga kehormatannya, maka tidak ada dosa padanya, bahkan telah disebutkan oleh sebagian ulama seperti Imam Suyuthi, bahwa orang yang mencintai seseorang lalu menjaga kehormatan dirinya dan dia menyembunyikan cintanya maka dia diberi pahala, sebagaimana akan dijelaskan dalam ucapan kami dalam bab ‘Rindu’. Dan dalam keadaan yang mutlak, sesungguhnya yang paling selamat yaitu menjauhi semua sebab-sebab yang menjerumuskan hati dalam persekutuan cinta, dan mengantarkan pada bahaya-bahaya yang banyak, namun …..sangat sedikit mereka yang selamat.

Rindu (Al-’Isyq)
Rindu itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan. Maka rindu tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara mutlak. Tetapi bisa jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai dengan menjaga diri dan kesucian, dan kadang-kadang ada rindu itu disertai kerendahan dan kehinaan.
Sebagaimana telah disebutkan, dalam ucapan kami tentang cinta maka rindu juga seperti itu, termasuk amalan hati, yang orang tidak mampu menguasainya. Tapi manusia akan dihisab atas sebab-sebab yang diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram. Adapun rindu yang disertai dengan menjaga diri padanya dan menyembunyikannya dari orang-orang, maka padanya pahala, bahkan Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haasyi’ah Marakil Falah dari Imam Suyuthi yang mengatakan bahwa termasuk dari golongan syuhada di akhirat ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun kerinduan itu timbul dari perkara yang haram sebagaimana pembahasan dalam masalah cinta.

Makna ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan baik laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan dan menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena kerinduan tersebut maka dia mendapatkan pahala syahid di akhirat. Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya, dia ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya. Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya dengan sikap afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya sehingga dengan itu dia mendapat pahala.

Cemburu (Al-Ghairah)
Cemburu ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu termasuk sifat yang baik dan bagian yang mulia, baik pada laki-laki atau wanita.

Ketika seorang wanita cemburu maka dia akan sangat marah ketika suaminya berniat kawin dan ini fitrah padanya. Sebab perempuan tidak akan menerima madunya karena kecemburuannya pada suami, dia senang bila diutamakan, sebab dia mencintai suaminya. Jika dia tidak mencintai suaminya, dia tidak akan peduli. Kita tekankan lagi disini bahwa seorang wanita akan menolak madunya, tetapi tidak boleh menolak hukum syar’i tentang bolehnya poligami. Penolakan wanita terhadap madunya karena gejolak kecemburuan, adapun penolakan dan pengingkaran terhadap hukum syar’i tidak akan terjadi kecuali karena kelalaian dan kesesatan. Adapun wanita yang shalihah, dia akan menerima hukum-hukum syariat dengan tanpa ragu-ragu, dan dia yakin bahwa padanya ada semua kebaikan dan hikmah. Dia tetap memiliki kecemburuan terhadap suaminya serta ketidaksenangan terhadap madunya.

Kami katakan kepada wanita-wanita muslimah khususnya, bahwa ada bidadari yang jelita matanya yang Allah Swt jadikan mereka untuk orang mukmin di surga. Maka wanita muslimat tidak boleh mengingkari adanya ‘bidadari’ ini untuk orang mukmin atau mengingkari hal-hal tersebut, karena dorongan cemburu. Maka kami katakan padanya :
Dia tidak tahu apakah dia akan berada bersama suaminya di surga kelak atau tidak. Bahwa cemburu tidak ada di surga, seperti yang ada di dunia.
Bahwasanya Allah Swt telah mengkhususkan juga bagi wanita dengan kenikmatan-kenikmatan yang mereka ridhai, meski kita tidak mengetahui secara rinci.
Surga merupakan tempat yang kenikmatannya belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbetik dalam hati manusia, seperti firman Allah Swt ["Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan"] As-Sajdah : 17

Oleh karena itu, tak seorang pun mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari bidadari-bidadari penyejuk mata sebagai balasan pada apa-apa yang mereka lakukan. Dan di surga diperoleh kenikmatan-kenikmatan bagi mukmin dan mukminat dari apa-apa yang mereka inginkan, dan juga didapatkan hidangan-hidangan, dan akan menjadi saling ridho di antara keduanya sepenuhnya. Maka wajib bagi keduanya (suami-isteri) di dunia ini untuk beramal sholeh agar memperoleh kebahagiaan di surga dengan penuh kenikmatan dan rahmat Allah SWT yang sangat mulia lagi pemberi rahmat.

Adapun kecemburuan seorang laki-laki pada keluarganya dan kehormatannya, maka hal tersebut ‘dituntut dan wajib’ baginya karena termasuk kewajiban seorang laki-laki untuk cemburu pada kehormatannya dan kemuliaannya. Dan dengan adanya kecemburuan ini, akan menolak adanya kemungkaran di keluarganya. Adapun contoh kecemburuan dia pada isteri dan anak-anaknya, yaitu dengan cara tidak rela kalau mereka telanjang dan membuka tabir di depan laki-laki yang bukan mahramnya, bercanda bersama mereka, hingga seolah-olah laki-laki itu saudaranya atau anak-anaknya.
Anehnya bahwa kecemburuan seperti ini, di jaman kita sekarang dianggap ekstrim-fanatik, dan lain-lain. Akan tetapi akan hilang keheranan itu ketika kita sebutkan bahwa manusia di jaman kita sekarang ini telah hidup dengan adat barat yang jelek. Dan maklum bahwa masyarakat barat umumnya tidak mengenal makna aib, kehormatan dan tidak kenal kemuliaan, karena serba boleh (permisivisme), mengumbar hawa nafsu kebebasan saja. Maka orang-orang yang mengagumi pada akhlaq-akhlaq barat ini tidak mau memperhatikan pada akhlaq Islam yang dibangun atas dasar penjagaan kehormatan, kemuliaan dan keutamaan.

Sesungguhnya Rasulullah Saw telah mensifati seorang laki-laki yang tidak cemburu pada keluarganya dengan sifat-sifat yang jelek, yaitu ‘Dayyuuts’. Sungguh ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabraani dari Amar bin Yasir r.a, serta dari Al-Hakim, Ahmad dan Baihaqi dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi Saw bahwa ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga yaitu peminum khomr, pendurhaka orang tua dan dayyuts. Kemudian Nabi menjelaskan tentang dayyuts, yaitu orang yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.

WALLAHU_A'LAM
Salam Ukhuwah

Source : http://raisahakim.com/arti-cinta-rindu-dan-cemburu-dalam-islam/
Sabtu, 24 Januari 2015
Posted by Unknown

Cinta Aku Ada

Kala itu ku duduk termangu menopang dagu
Tuk sekedar berangan
Tak ingin pergi walau tuk menghindar
Ingin ku terus mencari jejakmu
Tanpa henti tanpa ragu

Tiap waktu ku menunggu
Tiap hari ku berharap
Tiap saat ku gelisah
Ingun ku tuk sekedar melihatmu
Walau ku tau itu hanya tuk sesaat

Dalam angan, ku coba menerka semua banyangmu
Tapi apa?
Harapku penuh palsu
Anganku tlah membeku
Tuk menantimu, hanya menantimu
Berharap kau datang tuk sekedar menyapa

Ku tak tau apakah ini cinta
Kala ku masih belia tlah ku rasa
Aku tak mengerti apakah ini cinta
Saat rasa ini tumbuh begitu saja

Yang aku tau, hanya kamu yang dihatiku
Yang aku tau hanya kamu yang mematri hatiku
Tanpa sesal ku terus menunggu cinta yang semu
Hingga kini semua tlah sirna
Menyisakan bekas di jiwa

Yang pada akhirnya hadirmu tlah terganti
Dengan sosok yang lebih terang
Dengan sosok yang mencintaiku tanpa syarat

Pada awan ku gantungkan do’a
Agar kau temukan yang sempurna
Yang bisa mencintaimu apa adanya juga

Satu yang ingin ku ucapkan
Trimakasih kau tlah menahan hatiku selama ini
Hingga kutemukan yang sejati
Dan aku harap, itu bukan hanya anganku
Kamis, 15 Januari 2015
Posted by Unknown
Tag :

Keistimewaan Hati Wanita

… KEISTIMEWAAN HATI WANITA …
~ JIka seorang Wanita benar-benar sudah jatuh hati kepada seseorang.
JIka seorang Wanita benar-benar sudah menyayangi seseorang.
Maka dia akan menghabiskan banyak waktu untuk selalu mengingat orang yang disayanginya.
Dan tak jarang seorang wanita akan rela berkorban apa saja demi orang yang dicintainya.

Maka tak salah jika ada sebuah ungkapan :
"SESIBUK APAPUN SEORANG WANITA, DIA TAKKAN PERNAH LUPA UNTUK MEMIKIRKAN SERTA MENGINGAT ORANG YANG DIA SAYANGI."
Itulah istimewanya kaum wanita yang begitu jarang dimiliki kaum lelaki.

Ada sedikit pesan bijak untukmu wahai Kaum Lelaki :
Jika engkau telah memiliki hati seorang wanita.
Jika engkau telah memiliki cinta seorang wanita. Maka jagalah hati dan perasaannya.
Maka jagalah ketulusan kasih sayangnya.
Maka jagalah untuk memuliakan hidupnya.
Maka jagalah kehormatannya.
Berusahalah untuk tidak menyia-nyiakan cinta dan kasih sayangnya.
Buatlah hidupnya merasa lebih berarti ketika bersamamu.
Buatlah hidupnya merasa lebih bahagia ketika bersamamu.
Karena itulah yang akan membuat wanita merasa tenteram hatinya.
Apapun serta bagaimanapun keadaannya.
Dia tetap punya hak untuk mendapatkan kasih sayang serta hidup bahagia bersamamu.

Salam Ukhuwah

Posted by Unknown

Menjaga Pandangan Mata

Allah berfirman :
“Katakanlah kepada para lelaki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahuiapa yang mereka perbuat”, dan katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka..... Dan bertaubatlah kalian sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman semoga kalian beruntung.” (QS.An-Nur : 30-31).

Dari firman Allah di atas, sudah jelas bahwa kita di haruskan untuk menjaga pandangan mata. Karena dari pandangan mata itu banyak timbul perkara-perkara, dan seluruh mala petaka bersumber dari pandangan, dan besarnya nyala api berasal dari bunga api yang kecik. Betapa banyak pandangan yang jatuh menimpa hati orang yang memandang. Sebagaimana jatuhnya anak panah yang terlepaskan antara busur dan talinya.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda :
“Setiap manusia sudah ditentukan bagiannya dari berzina. Hal itu pasti akan dirasaknnya. Zina kedua mata adalah dengan memandang. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berucap. Zina tangan adalah dengan memukul. Zina kedua kaki adalah dengan melangkah. Hati itu bisa suka dan berkeinginan, sedangkan kemaluan bisa melaksanankan hal itu atau pun tidak melaksanakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Al-Marwazi berkata : “Aku berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal, bahwa seseorang telah bertaubat dan berkata : “Seandainya punggungku dipukul dengan cambukpun, aku tidak bermaksiat lagi!!!”, hanya saja dia tidak bisa meninggalkan kebiasaan mengumbar pandangan matanya?”
Imam Ahmad berkata, “Taubat macam apa ini?”

Dari ulasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa kita sangat dianjurkan bahkan di haruskan untuk menjaga pandangan mata. Walau kita tau bahwa hal itu sulit di lakukan, tetapi banyak manfa’at dan keutamaan yang akan kita dapatkan dari hal itu. Seperti catatan di bawah ini yang akan membahas tentang :
KEUTAMAAN MENJAGA PANDANGAN MATA :
1. Mendapat balasan surga.
Abu Umamah berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga.” Jika salah seorang kalian berkata maka janganlah berdusta dan jika diberi amanah janganlah berhianat, dan jika dia berjanji janganlah mengingkari, dan tundukkanlah pandangan mata kalian, cegahlah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan jagalah kemaluan kalian.” (HR. Thabrani)
2. Merasakan manisnya iman.
Rasulullah bersabda : “pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seseorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan mewariskan manisnya iman dalam hatinya sampai hari pertemuan dengannya” (HR. Hakim)

Khusus buat para akhwat. Berikut disajikan tips agar terhindar dari keburukan mata.
Disimak ya...
AGAR TERHINDAR DARI KEBURUKAN MATA
Rasulullah saw bersabda :
“sesungguhnya wanita itu, dari depan bisa digunakan setan untuk menggoda, dari belakang juga bisa digunakan setan untuk menggoda. Maka jika seseorang melihat wanita, sebaiknya segera mendatangi istrinya. Karena hal itu akan menghapus pikiran-pikiran buruk yang terlintas dalam hatinya.” (HR. Muslim)

Do’a penutup.....
“allahumma innii a’uudzu bika min syarri sam’ii wa min syarri bashorii wa min syarri lisaanii wa min syarri qalbii wa min syarri manni” “Ya Allah aku berlindung kepadamu dari keburukan pendengaranku, dari keburukan lisanku, dari keburukan hatiku dan dari keburukan maniku (kemaluanku).”

Salam Ukhuwah

Posted by Unknown

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Kontemporer -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by : Ilma L Yusvida -